Istilah stres diadopsi dari ilmu logam (metalurgi). Yang intinya merujuk pada tekanan dengan kekuatan tertentu yang diberikan pada sebatang logam. Sampai suatu saat, logam itu tidak kuat lagi bertahan, menjadi retak atau patah. Peristiwa retaknya metal yang didahului datangnya tekanan itulah yang disebut dengan stres. Istilah ini kemudian diadopsi pada manusia, karena dipercaya ada kemiripan dalam proses terjadinya stres pada bahan metal dan manusia.
Stres yang kita bahas kini tentu saja stres pada manusia. Itu pun stres yang berkepanjangan, sehingga mengganggu kehidupannya. Sebenarnya kita tetap memerlukan stres, namun hanya sampai skala tertentu (stres ringan). Stres ringan macam ini di butuhkan untuk memicu semangat beraktivitas.
Stres "ala manusia" ini didefinisikan sebagai tekanan yang menimbulkan reaksi fisik maupun emosional non-spesipik, sehingga membuat seseorang tidak dapat bertahan menghadapi berbagai tekanan. Akibatnya, kondisi fisik dan mental orang itu menjadi rapuh.
Penyebab stres alias stresor banyak ragamnya. Mulai dari bencana alam seperti tsunami misalnya, sampai bencana bikinan manusia seperti perang, kecelakaan dengan korban sangat banyak yang berpotensi membuat stress para korban selamat. Begitu juga dengan peristiwa-peristiwa masif, menakutkan, horror, panik, teror, hilang nyawa, dan luka-luka.
Bahkan krisis ekonomi, krisis moral, dan krisis hukum di masyarakat juga dapat menjadi stresor. Ada orang yang menjadi stres ksrena tidak ada lagi hukum yang pasti, sehingga dapat menyebabkan keributan, penjarahan, atau kekacauan masyarakat yang berbuntut pada kerusuhan, pemerkosaan, hingga pembunuhan yang sangat keji.
Dalam pasal ini, termasuk juga stres lantaran krisis pemerintahan dan anarki pada masa revolusi atau pergantian pemerintahan.
Banyaknya jumlah stresor(penyebab stres), sebanding dengan beragamnya gangguan yang disebabkannya. Untuk kategori gangguan mental, gangguan jiwa berat seperti kegaduhan misalnya, dikenal sebagai reaktif yang cukup akut. Orang yang terkena gangguan ini dapat melakukan perbuatan yang menghebohkan, tanpa menyadari apa yang tengah terjadi. Tindakannya itu tak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga merugikan orang lain.
Ada pula gangguan mental yang lazim disebut gangguan stres pascatraumatik. Biasanya dialami seseorang yang mengalami shock berat. Penderita stres pascatraumatik bisa menampakkan rasa cemas, sring tertegun, atau menyimpan rasa bersalah.
Macam-macam stresor (penyebab stres) lainya, diantaranya :
- Kematian Suami/Istri
- Perceraian
- Kemtian Keluarga dekat
- Kehilangan Jabatan/PHK
- Kesulitan Seksual
- Konflik Suami-Istri
- Konflik Dengan Saudara
- Hutang Yang Banyak
- Kesulitan Dengan Atasan
- Pelanggaran Hukum
Sumber : DR.Witjaksana M. Roan (Seorang Psikiater)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar